“Bun, bangun, Bun! Ayah udah urus pembelian rumah buat Bunda. Ayah juga udah mencicil biaya umroh buat kita. Ayo bangun, Bun…!” seru Imam lembut membangunkan istrinya.
“Allah ya Rabb, izinkan aku membahagiakan Zahra, perempuanku.” Lirih Imam sambil bercucuran air mata di depan sosok istrinya yang terbaring di ruang operasi.
Sambil menatap wajah sang istri, Imam terbawa pada kenangan masa silam, saat pertama kali mereka bertemu. Tak ada yang berubah dari wajah istrinya. Zahra tetap cantik seperti pertama kali ia bertemu. Namun, Imam saat ini seperti sedang kehilangan akal sehat. Sudah sepuluh menit dia membangunkan istrinya tetap tak ada respon. Imam masih berharap, ini hanya mimpi…
Imam dan Zahra, adalah cinta sejati yang tidak dapat bersama. Ada kata terlambat yang terselip pada manisnya kebersamaan mereka, dan ada takdir Ilahi yang tak kuasa mereka ubah…