“Cinta memang fitrah, namun apabila dalam fitrah cinta hanya mendapatkan angan dan juga tidak jarang merasakan luka, apakah layak cinta untuk dipertahankan? Kini, berdua dengan lawan jenis menjadi hal yang biasa, dan yang memilih untuk sendiri dianggap tak laku bahkan sering dibuly. Ketika malam minggu dating, keluyuran dengan lawan jenis dianggap hal yang membanggakan, dan yang menghabiskan waktu malam mingguan di rumah dianggap aib dan lain sebagainya.
Jangan heran, para orangtua begitu bangga saat anaknya dijemput oleh seseorang yang sama sekali bukan siapa-siapa. Teman sebaya juga cenderung mengejek bila seseorang terus-terusan sendiri tanpa membawa boncengan. Keluarga pun kadang gelisah melihat saudaranya tak kunjung ada yang menemani.
Benarkah harus demikian dalam menjalani CINTA? Nyatanya, menjalani cinta dengan cara seperti itu hanya mendapatkan janji-janji tanpa kepastian, iming-iming tanpa kejelasan akhirnya, bahkan sering kali berakhir dengan luka. Hal itulah yang dirasakan oleh sahabatsahabat beranimenikah yang kami rangkum ceritanya dalam buku ini.
Bila dia tak kunjung segera membawamu ke KUA, maka sudah waktunya untuk mengatakan, Kita Udahan Aja! Insya Allah, lebih menjaga hati dari sebuah luka dan juga dosa”
Reviews
There are no reviews yet.