“Aku tahu, tulusmu begitu serius.Terima kasih karena sudah begitu peduli dengan keadaan orang lain. Walaupun pada akhirnya luka yang kau dapati. Kuharap, Allah hadiahkan surga untukmu nanti.”
Pernahkah kita merasa sulit untuk berdamai dengan diri sendiri? Seakan terus berharap selalu ada yang menemani.
Pernahkah kita menyadari saat orang-orang di sekitar kita satu per satu meninggalkan, dan yang kita lakukan hanya diam, diiringi tangisan tengah malam?
Terkadang kita sulit menemukan ruang dan keberanian untuk mengutarakan perasaan secara langsung. Dan satu-satunya tempat kita mengadu adalah hanya kepada Sang Pencipta.
Dan hanya kepada Dia lah kita berharap dan meletakan semua doa, agar kelak kesendirian ini usai sudah.
Meyakini diri, Nggak Apa-apa Sendirian.
Karena yang harus kita lakukan adalah, Ajak Allah Berteman.
Pesan dan kalimat yang tersaji dalam buku Nggak Apa-Apa Sendirian, Ajak Allah Berteman tersampaikan dengan baik tapi tidak terkesan menggurui. Mengajak kita untuk selalu yakin akan ketetapan Allah SWT. Berdoa sepenuh hati dan menggantungkan semua harapan hanya kepada Illahi. — Moh Rasyid Umar, Imam Muda Amerika
Buku ini tentang seseorang yang belum bisa berdamai dengan diri sendiri, sehari-harinya berharap selalu ada yang menemani. Hingga satu ketika orang-orang di sekitarnya satu per satu meninggalkannya. Dia hanya diam, dan hanya ada tangisan di tengah malam. Ia tidak menemukan ruang dan keberanian untuk mengutarakan perasaannya langsung. Ia tetap memilih memendam sampai Allah menjawab doa-doanya agar segera dipertemukan dengan seseorang yang kelak akan menjadi teman hidupnya sampai akhir hayat. Prinsipnya, nggak apa-apa sendirian, ajak Allah berteman.
Keunggulan:
Penulis sudah menerbitkan buku-buku yang berjudul